Banyak orang menyangka bahwa Teknologi adalah faktor utama Umat Manusia zaman sekarang melupakan Kebudayaan yang ditinggalkan Nenek Moyang. Padahal yang sebenenarnya Teknologi tidak melakukan itu.
Mari Kita Bahas. Banyak sekali elemen masyarakat dan para pelaku kebudayaan menyalahkan perkembangan Teknologi yang mengkikis kehidupan berbudaya masyarakat. Padahal sebenarnya Teknologi tidak salah apapun, Kenapa? Apakah kita pantas menyalahkan pisau yang digunakan sipembunuh untuk pembunuhan dan tidak menyalahkan seseorang yang menggunakan pisau untuk membunuh. Mengerti? Masih tidak?
Baik saya sederhanakan. Dalam video Agung Hapsah seorang Content Creator remaja yang memeliki Value video yang amat berharga. Dalam videonya agung menyebutkan bahwa “Teknologi hanyalah alat” dan aku setuju dengan opini Agung dan akan memperkuatnya.
Percayalah padaku bahwa banyaknya manusia yang menyalahkan Handphone dan Internet (Teknologi) sebagai pengkikis kebudayaan nenek moyang. Tapi itu salah, Teknologi hanyalah benda mati karena sebenarnya kitalah pengendali sebenarnya dari Teknologi karena kita adalah Brain Ware. Teknologi hanya diam saat kita mengakses situs dewasa dan teknologi diam saat kita mengakses edukasi kimia dan fisika. Sama seperti Pisau. Pisau diam saat digunakan untuk memasak dan akan diam saat digunakan untuk membunuh. Karena pisau adalah benda mati yang baik benarnya benda mati itu ditentukan oleh manusia yang memegangnya. Ketika kita menyalahkan sebuah Inovasi karena berdampak buruk. Kapan kita bisa melangkah maju, jika terus menyalahkan inovasi?
Teknologi hanyalah alat yang diciptakan untuk mempermudah kegiatan manusia. Tapi kadangkala ada oknum manusia yang menjadikan teknologi sebagai alat untuk menebarkan ketakutan dan mengkikis kita dari kehidupan berbudaya. Tapi, kita tak bisa menyalahkan teknologi secepat itu. Coba pikirkan jikalau seorang yang membuat status dan mempost anti Budaya lalu banyak orang yang mencontohnya, tapi pernahkan kalian berfikir jikalau si pembuat status itu tidak lahir Maka orang akan cinta budayanya. You understand? Jika kamu mengerti saya akhiri pembahasan ini and see you in the next articel. Byee...
Mari Kita Bahas. Banyak sekali elemen masyarakat dan para pelaku kebudayaan menyalahkan perkembangan Teknologi yang mengkikis kehidupan berbudaya masyarakat. Padahal sebenarnya Teknologi tidak salah apapun, Kenapa? Apakah kita pantas menyalahkan pisau yang digunakan sipembunuh untuk pembunuhan dan tidak menyalahkan seseorang yang menggunakan pisau untuk membunuh. Mengerti? Masih tidak?
Baik saya sederhanakan. Dalam video Agung Hapsah seorang Content Creator remaja yang memeliki Value video yang amat berharga. Dalam videonya agung menyebutkan bahwa “Teknologi hanyalah alat” dan aku setuju dengan opini Agung dan akan memperkuatnya.
Percayalah padaku bahwa banyaknya manusia yang menyalahkan Handphone dan Internet (Teknologi) sebagai pengkikis kebudayaan nenek moyang. Tapi itu salah, Teknologi hanyalah benda mati karena sebenarnya kitalah pengendali sebenarnya dari Teknologi karena kita adalah Brain Ware. Teknologi hanya diam saat kita mengakses situs dewasa dan teknologi diam saat kita mengakses edukasi kimia dan fisika. Sama seperti Pisau. Pisau diam saat digunakan untuk memasak dan akan diam saat digunakan untuk membunuh. Karena pisau adalah benda mati yang baik benarnya benda mati itu ditentukan oleh manusia yang memegangnya. Ketika kita menyalahkan sebuah Inovasi karena berdampak buruk. Kapan kita bisa melangkah maju, jika terus menyalahkan inovasi?
Teknologi hanyalah alat yang diciptakan untuk mempermudah kegiatan manusia. Tapi kadangkala ada oknum manusia yang menjadikan teknologi sebagai alat untuk menebarkan ketakutan dan mengkikis kita dari kehidupan berbudaya. Tapi, kita tak bisa menyalahkan teknologi secepat itu. Coba pikirkan jikalau seorang yang membuat status dan mempost anti Budaya lalu banyak orang yang mencontohnya, tapi pernahkan kalian berfikir jikalau si pembuat status itu tidak lahir Maka orang akan cinta budayanya. You understand? Jika kamu mengerti saya akhiri pembahasan ini and see you in the next articel. Byee...